Sabtu, 23 Oktober 2010

Semua Hal di Dunia Mungkin Terjadi


     Tommy adalah seorang siswa di sebuah SMA swasta di Jakarta, yaitu SMA ZXA. Dia adalah siswa yang bisa dibilang lumayan pintar dan berprestasi di sekolah. Tommy sangat suka bermain sepak bola, oleh karena itu sejak kelas X ia bergabung dengan tim sepak bola di sekolahnya. Di timnya Tommy terpilih sebagai kiper, karena pelatih timnya melihat ia yang paling bisa menjadi kiper di banding teman-temannya yang lain.
     Hari demi hari terus berjalan, Tommy sangat giat berlatih sepak bola di sekolahnya. Performa Tommy sebagai kiper di dalam timnya tidak terlalu baik, sehingga seringkali pelatih memarahinya. Walaupun pelatih terus memarahinya, Tommy tidak putus asa, ia terus berusaha menjadi kiper yang terbaik bagi timnya.
     Suatu hari pelatih menyuruh seluruh anggota tim untuk melakukan senam kelentukan tubuh. Semua anggota tim bisa melakukannya dengan sempurna, kecuali Tommy, ia sangat kaku dalam melakuakn senam tersebut. Pelatihpun berkata kepadanya: “Tommy! Tubuhmu sangat kaku, dengan tubuh yang kaku seperti itu kau akan kesulitan untuk menjadi kiper yang handal, ku sarankan kau mulai berlaih melenturkan tubuhmu atau kau tidak usah bermain lagi di tim ini, jika kemampuanmu tidak meningkat sama sekali!”
     Mendengar perkataan pelatihnya Tommy sangat terpukul hatinya, setelah latihan selesai Tommy pulang ke rumah dengan lesu dan tidak bersemangat. Tiba-tiba di tengah jalan ada seorang pria kira-kira 30 tahunan, berkata kepadanya: ”Kenapa kau terlihat murung nak?” Karena pria itu menurut Tommy kelihatannya adalah orang baik, Dengan lemas, Tommypun menjawab: ”Hari ini pelatih memarahi saya, karena saya tidak bisa melakukan senam pelentukan tubuh dengan benar, kalu saya tidak bisa melenturkan tubuh saya dalam waktu dekat ini maka pelatih akan mengeluarkan saya dari tim sepak bola. Mungkinkah saya memang tidak cocok menjadi pemain sepak bola yang profesional?”
      Pria itu pun menasihai Tommy: “Nak, di dunia ini semua hal mungkin terjadi, kau tidak boleh putus asa, kau harus terus berusaha sampai titik darah penghabisan, karena saya yakin, kau bisa menjadi pemain sepak bola yang profesional di masa depan nanti.”
      Tommypun menjawab: “Apakah itu benar pak, sepertinya usaha saya selama ini tidak membuahkan hasil apapun ?” Pria itupun dengan mantap, menjawab: “Nak, percayalah pada saya, saya yakin kau bisa melakukannya, ingatlah ungkapan ini,’Semua hal di Dunia mungkin terjadi’, saya yakin kamu akan mengerti maksud sesungguhnya dari ungkapan itu jika saatnya tiba.” Kemudian pria itu baru tersadar kalau dia belum memperkenalkan dirinya kepada anak itu, maka pria itupun memperkenalkan dirinya: “Oh iya.... dari tadi saya belum memperkenalkan diri saya, perkenalkan saya Jason, saya adalah alumni di SMA tempat kamu bersekolah saat ini, nama kamu sendiri siapa?”
     Tommy memperkenalkan dirinya kepada Jason, setelah itu mereka sedikit berbincang-bincang lagi. Ternyata Jason sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan asing. Jason juga menceritakan kalau dia mendapatkan pekerjaan di Australia dengan susah payah. Awalnya Jason juga hampir putus asa, karena setelah lulus kuliah dia belum mendapat pekerjaan hingga hampir 4 bulan, tetapi Jason terus berusaha, hingga akhirnya sebuah perusahaan asing menerima dia bekerja. Karena kerja Jason sangat baik, dalam beberapa bulan akhirnya ia naik jabatan dan sekarang ia ditugaskan ke Australia. Lima Bulan lagi, tepatnya bulan November, Jason akan berangkat ke Australia, tetapi Jason punya permintaan, yaitu sebelum ia pergi ke Australia, ia ingin Tommy menunjukan permainannya yang terbaik kepadanya. Setelah mendengar cerita dari Pak Jason, Tommypun berjanji akan terus berusaha agar menjadi pemain sepak bola yang terbaik dan ia juga berjanji akan menunjukan permainannya yang terbaik sebelum Pak Jason pergi ke Australia.
     Setelah selesai berbincang-bincang merekapun pulang ke rumah mereka masing-masing karena hari sudah menjelang malam. Tommy pulang ke rumahnya dengan perasaan yang berbeda dari sebelumnya, sekarang ia pulang dengan gembira karena ia melihat masih banyak sekali harapan untuk menjadi pemain sepak bola di masa depan.
     Keesokan harinya Tommy berangkat ke sekolah dengan lebih bersemangat dari sebelumnya, ia mengikuti pelajaran dengan baik dan pada sore harinya ia mengikuti latihan sepak bola dengan berusaha lebih keras, dan hari demi hari kemampuan bermain sepak bolanya terus berkembang, tubuhnya pun sudah mulai lentur secara perlahan-lahan.
     Kepercayaan pelatih kepada Tommy semain meningkat, dan semakin lama pelatih semakin jarang memarahi Tommy, karena kesalahan yang dilakukan Tommy terus berkurang. Akhirnya pelatihpun sudah tenang karena timnya sudah mempunyai kiper untuk mengadakan pertandingan persahabatan dengan SMA GRT.
     Pelatihan sepak bola diperkeras oleh pelatih karena pertandingan persahabatan dengan SMA GRT diadakan seminggu lagi. Tommypun berkatih dengan lebih keras dan giat karena ia ingin menunjukan kepada pelatih bahwa ia pantas bermain di timnya. Hari demi hari Tommy mulai lebih lincah dalam menangkap bola walaupun dalam latihan, tembakan bola dari temannya masih ada lumayan banyak yang berhasil masuk ke gawangnya.
     Hari pertandingan persahabatan itupun semakin dekat, hari ini merupakan hari terakhir bagi tim sepak bola SMA ZXA untuk berlatih. Seluruh anggota tim termasuk Tommy berlatih dengan maksimal untuk keesokan harinya, tetapi pelatih tidak mengizinkan mereka untuk berlatih sampai larut, karena mereka harus beristirahat agar dapat tampil maksimal esok hari. Setelah latihan selesai pelatih memberi pengarahan dan nasihat kepada seluruh anggota tim. Pelatih memberi nasihat supaya setiap anggota tim bermain dengan mempercayai seluruh rekan tim. Dan untuk posisi kapten, pelatih mempercayai Oda yang sudah kelas XI dan sudah pernah membawa sekolahnya menjadi juara propinsi.
     Akhirnya pertandingan itupun tiba, lapangan sepak bola SMA GRT dipenuhi dengan penonton baik dari SMA ZXA maupun dari SMA GRT. Pertandingan dimulai seluruh anggota tim SMA ZXA bermain dengan sangat bersemangat, mereka selalu memberi bola kepada Oda jika ada kesempatan, Oda pun dapat memasukan setiap bola yang diberikan teman setimnya ke gawang lawan. Tommy pun dapat menangkap setiap tembakan bola dari tim lawan dengan lumayan baik, walaupun ia kemasukan 2 angka.
     Pada babak kedua, karena tim SMA GRT sudah menyadari kalau tumpuan serangan SMA ZXA ada pada kapten Oda, maka penjagaan terhadap kapten Oda pun di perketat. Maka pelatih tim SMA ZXA segera menyuruh seluruh anak asuhnya mengganti taktik, sehingga semua anggota tim harus bisa mencari celah agar bisa memasukan bola ke gawang lawan. Akhirnya SMA ZXA kembali unggul dengan skor 5-3. Pertandingan memasuki detik-detik terakhir, katen SMA GRT berhasil melewati semua pemain SMA Zxa dan akhirnya sampai di depan gawang SMA ZXA, bola pun ditembakan ke gawang Tommy berusaha menangkap bola itu tetapi ia gagal dan akhirnya bola itu masuk ke gawang. Pluit tanda pertandingan berakhir pun dibunyikan, walaupun SMA GRT berhasil memasukan bola didetik-detik terakhir, tetapi tetap saja SMA ZXA menang karena SMA ZXA sudah mencetak 5 gol sedangkan SMA GRT hanya mencetak 4 gol. Tommy tidak jadi dimarahi pelatih karena tim mereka berhasil memenangkan pertandingan persahabatan tersebut walaupun dengan beda skor yang sangat tipis.
     Setelah pertandingan selesai pelatih mengatakan kepada seluruh anggota tim bahwa permainan mereka sudah cukup bagus tetapi masih harus ditingkatkan terus menerus. Kemudian pelatih dan seluruh anggota tim SMA ZXA pulang menuju ke rumah, di tengah jalan pelatih memikirkan, kalau sepertinya Tommy akan lebih berpotensi kalau di posisi gelandang tengah.
     Keesokan harinya ada seorang anak kelas X bernama Kazuma, yang ingin bergabung dengan tim sepak bola SMA ZXA. Kazuma ingin di tempatkan di posisi kiper. Pelatih pun memberi dia tes menangkap bola, ternyata kemampuannya sangat baik dan melebihi kemampuan Tommy. Maka pelatih pun tidak ingin melewatkan kesempatan kesempatan ini, ia segera menerima Kazauma sebagai kiper dan ia menyuruh Tommy untuk pindah ke posisi gelandang tengah.
     Tommy pun menjadi bingung karena pelatih tiba-tiba memindahkan dia ke posisi gelandang tengah, dan posisi kipernya pun sudah ada orang lain yang menggantikan. Tommy pun bertanya kepada pelatih: “Pak, kenapa posisi saya dipindahkan ke gelandang tengah, saya kan tidak bisa bermain di posisi tersebut.” Pelatih pun menjawab: “Tommy, aku meletakanmu di posisi itu, sudah kuperhitungkan sebelumnya, aku yakin kau dapat bekerja sama dengan baik bersama Oda.”
     Tommy pun menjadi tidak enak perasaannya karena ia merasa tidak bisa mempertanggungjawabkan posisi yang dipercayakan pelatih kepadanya. Sebelum Tommy meninggalkan sekolah pelatih pun mengatakan kepadanya sekali lagi bahwa ia yakin kalau Tommy pasti bisa bermain dengan baik di posisi tersebut.
     Di perjalanan pulang Tommy kebetulan bertemu dengan Jason lagi. Tommy pun menceritakan kecemasannya kepada Jason, tetapi Jason pun menasihati dia dan selalu berkata kalau semua hal di dunia ini mungkin. Dan Jason juga berpikir kalau mungkin posisi itulah yang akan membawa Tommy membuat Tommy menjadi pemain sepak bola yang handal. Setelah selesai berbincang nereka pun pulang ke rumah mereka masing-masing, sambil berjalan pulang Tommy terus memikirkan, mengapa perjalannanya menjadi pemain sepak bola di penuhi banyak rintangan yang sulit, tetapi setelah mengingat kata-kata Pak Jason bahwa semua hal di dunia mungkin terjadi Tommy pun menjadi sedikit lebih bersemangat.
     Keesokan harinya setelah pelajaran usai, sore harinya latihan sepak bola pun di mulai. Latihan kali ini merupakan pertama kalinya bagi Tommy untuk menempati posisi gelandang tengah, menemani kak Oda yang berada di posisi gelandang kanan. Tommy pun berbincang-bincang terlebih dahulu kepada kak Oda, kalau dia takut tidak bisa mengimbangi permainannya sama sekali. Tetapi kak Oda berkata kepada Tommy: “Tenang saja, aku yakin lama-kelamaan kau akan terbiasa bermain di posisi ini, menurtku posisimu ini adalah posisi yang palung enak, jadi aku berharap kau juga bisa mencari celah untuk memasukan bola dengan baik.”
     Setelah mendengar perkataan kak Oda, akhirnya Tommy sedikit lebih berani untuk bermain di posisi itu. Latihan sepak bola pun dimulai, latihan tersebut tidak berjalan seperti biasanya karena Tommy ang masih agak canggung bermain di posisi gelandang tengah, maklum saja Tommy biasanya bermain di posisi kiper. Setelah latihan selasai Tommy pun mendapat marah lagi dari pelatih, tentu saja pelatih melakukan itu semua karena pelatih yakin kalau Tommy bisa menjadi gelandang tengah yang handal di masa depan nanti, apalagi kalau Oda sudah lulus, maka Tommy pun harus siap menggantikan posisi Oda sebagai kapten.
     Hari demi hari pun terus berlanjut, Tommy terus berlatih agar bisa menjadi gelandang tengah yang baik. Semakin hari kemampuan Tommy terus meningkat, kemampuan mendribel bolanya sudah jauh lebih baik sebelumnya, tetapi yang menjadi masalah adalah tembakan bola ke arah gawang yang dilakukan Tommy hanya berhasil masuk satu kali dari 10 tembakan yang ia lakukan.
     Setelah selesai latihan semuanya pun bubar dan kembali ke rumahnya masing-masing, di perjalanan pulang pelatih terus memikirkan cara agar Tommy bisa menjadi striker yang handal. Ia kembali mengingat cara Tommy menembakkan bola pada saat latihan tadi. Stelah berpikir sejenak, akhirnya ia menyadari kalau selama larihan tadi Tommy hanya menggunakan kaki kanannya untuk menembakkan bola ke gawang. Pelatih pun berencana untuk menyuruh Tommy berlatih menendang bola menggunakan kaki kiri, karena pelatih yakin kaki kiri Tommy mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kaki kanannya.
     Keesokan harinya pada saat latihan pelatih meminta Tommy untuk tidak ikut berlatih bersama teman-temannya karena pelatih mempunyai latihan khusus untuk dia. Tommy pun menyetujui permintaan pelatih tersebut. Tommy dibawa oleh pelatihnya ke samping gedung sekolah. Tommy disuruh menendang bola ke dinding gedung sekolah dengan menggunakan kakai kiri. Mendengar hal itu Tommy pun menolaknya, Tommy mengatakan bahwa kaki kanan lebih kuat untuk menenendang, sedangkan kaki kiri sangatlah lemah.
     Pelatih pun tetap bersikeras untuk menyuruh Tommy menendang dengan kaki kiri, beberapa saat akhirnya mereka berdebat. Akhirnya Tommy pun mencoba menendang bola dengan menggunakan kaki kiri. Setelah ditendang bola itu memantul dengan sangat keras ke dinding dengan arah yang tidak terkendali. Tommy pun kaget melihat hal tersebut. Pelatih mengatakan kepada Tommy: “ Bagaimana, terbukti kan perkataanku, sekarang kau harus belajar untuk mengendalikan arah tendanganmu itu.” Tommy pun menjawab: “Baik, Pelatih.”
     Setiap hari selama latihan Tommy selalu berlatih sendiri untuk menendang dengan menggunakan kaki kiri sampai arahnya benar-benar ia bisa kendalikan. Walaupun agak susah untuk mengendalikan arahnya, Tommy tidak pernah menyerah untuk berusaha, karena ia masih ingat teringat kata-kata Pak Jason bahwa semua hal di dunia mungkin terjadi. Tommy tidak akan pernah melupakan kata-kata Pak Jason itu dan ia juga tidak melupakan janjinya pada Pak Jason untuk menunjukan permainannya yang terbaik sebelum Pak Jason pergi ke Australia, maka itu dia berusaha sekeras mungkin untuk mengendalikan arah tendangan tersebut.
     Setiap hari Tommy terus berlatih menendang bola dengan kaki kiri, hari demi hari pun kemampuannya mengendalikan arah tendangan terus meningkat. Setelah pelatih merasa kemampuan tendangan kaki kiri Tommy sudah cukup baik, pelatih pun menyuruh Tommy kembali berlatih bersama teman-temannya. Saat latihan bersama, kerja sama antara Tommy dan Oda pun terus meningkat, dan Tommy pun bisa memasukan lebih banyak bola dibandingkan saat dia menendang menggunakan kaki kiri saat dulu.
     Setelah selesai latihan Tommy pun pulang menuju ke rumahnya, di tengah jalan ia bertemu lagi dengan Pak Jason. Mereka pun berbincang-bincang tentang perkembangan permainan sepak bola Tommy di tim sepak bolanya. Karena Tommy sudah berhasil mengendalikan arah tendangan kaki kirinya, Tommy mentraktir Pak Jason di sebuah rumah makan padang, Pak Jason awalnya menolak karena dia malu ditraktir oleh orang yang lebih muda, tapi kemudian ia menyetujuinya, karena sepertinya Tommy sudah berhasil menemukan makna dalam hidupnya, dan ia ingin segera mengetahui kisahnya.
     Mereka berdua pun makan di rumah makan padang sambil membicarakan kisah perjuangan Tommy sampai behasil menagendalikan tendangan kaki kirinya seperti skarang ini. Pak Jason juga menceritakan kisah perjuangan beratnya sewaktu ia seumuran Tommy. Setelah selesai makan Pak Jason pun mengucapkan terima kasih kepada Tommy karena ia merasa tidak enak sudah ditraktir, setelah itu mereka berdua pun pulang ke rumah mereka masing-masing.
     Keesokan harinya, setelah pulang sekolah latihan pun di perkeras karena kejuaraan sepak bola tingkat daerah tinggal sebulan lagi. Pelatih pun terus memberikan trik-trik sepak bola yang terbaik sesuai dengan kemampuan masing-masing anak asuhnya. Hari demi hari pun terus berlanjut dan tim sepak bola SMA ZXA semakin siap untuk menghadapi kejuaraan daerah.
     Suatu hari ketika latihan, secara tidak sengaja Oda terpeleset dan jatuh, ceder kakiknya pun kembali kambuh. Setelah dokter memeriksanya, dokter menyarankan agar Oda tidak bermain sepak bola selama 5 bulan. Mendengar hal itu, Oda sangatlah kecewa, tetapi ia terpaksa menerima saran tersebut, karena kata dokter kalau dipaksakan akan berakibat fatal.
     Mendengar hal tersebut pelatih pun menjadi bingung, karena tanpa komando dari Oda saat pertandingan, permainan tim akan menjadi kacau. Pelatih pun bertukar pikiran dengan Oda, akhirnya Oda memutuskan Tommy untuk menjadi kapten menggantikannya. Awalnya pelatih tidak setuju dengan hal tersebut, tetapi Oda terus membujuk dan meyakinkan pelatih bahwa Tommy mampu dan memiliki potensi untuk menggantikannya sebagai katen pada kejuaraan daerah nanti. Akhirnya pelatih pun setuju dan bermaksud unuk memperkeras latihan Tommy sebelum mengikuti kejuaraan daerah.
     Keesokan harinya pelatih memberitahukan kepada Tommy bahwa ia harus menggantikan Oda menjadi kapten. Awalnya Tommy bingung dan sempat ingin menolak permintaan pelatih tersebut, tetapi setelah mengetahui itu adalah permintaan kak Oda, Tommy pun menerimanya dan berjanji menjadi kapten yang terbaik bagi timnya. Tommy pun mengikuti pelatihan dengan baik dan menuruti semua kata pelatih karena ia tidak ingin mengecewakan kak Oda yang sudah mempercayakan jabatan kapten kepadanya.
     Hari demi hari terus berlanjut dan kemampuan Tommy dalam bermain dan memimpin timnya semakin baik. Tommy pun diberi petunujk oleh pelatih tentang apa yang harus dilakukannya dalam keadaan-keadaan tertentu ketika pertandingan berlangsung. Tommy pun semakin mantap dan siap untuk mengikuti kejuaraan daerah sebagai kapten.
     Kejuaraan daerah tinggal dua hari lagi, pelatih semakin memperkeras pelatihannya kepada seluruh anggota tim, khususnya Tommy yang akan menjadi kapten. Seluruh anggota tim pun semakin bersemangat karena kejuaraan daerah sudah sangat dekat. Mereka pun berlatih lebih bersemangat lagi dari hari-hari sebelumnya. Keesokan harinya yang merupakan hari terakhir latihan, mereka juga sangat bersemangat dalam berlatih. Setelah selesai berlatih, sebelum pulang pelatih memberi pengarahan kepada semua anggota tim. Tetapi di antara semua anggota tim, Tommylah yang paling lama di beri pengarahan karena Tommy harus mampu menjadi kapten yang baik pada saat pertandingan esok hari.
     Ternyata pada saat Tommy diberi pengarahan secara khusus oleh pelatih, kak Oda juga datang ke sana. Tommy pun sangat terkejut dengan kedatangan kak Oda. Kak oda pun memberinya semangat dan tips untuk menjadi kapten yang baik. Tommy sangat senang dan sebelum ia pulang ia berjanji kepada kak Oda untuk menjadi kapten yang terbaik pada kejuaraan daerah nanti.
     Hari esok telah tiba seluruh anggota tim SMA ZXA telah siap untuk menghadapi lawan-lawannya di kejuaraan daerah. Mereka semua berangkat dengan menggunakan bus khusus ke SMA CRT yang merupakan tuan rumah kejuaraan daerah kali ini.
     Setelah sampai di sana mereka pun di berikan jadwal pertandingan kejuaraan tersebut. Setelah pengarahan beberapa saat oleh pelatih mereka pun segera memulai pertandingan pertama mereka. Mereka berhasil melewati pertandingan pertama mereka dengan sangat mudah karena lawan mereka tidaklah sulit. Kak Oda dan Pak Jason yang duduk di bangku penonton senang melihat Tommy berhasil memimpin timnya dengan baik untuk memenangkan pertandingan tersebut.
     Hari demi hari terus berlalu, Tommy dan teman-teman setimnya terus memenangkan kejuaraan daerah tanpa terlihat ada kesulitan yang tidak bisa di hadapi. Hingga akhirnya tibalah pertandingan final pada 1 November yang merupakan hari dimana Pak Jason akan berangkat ke Australia. Tommy pun sangat bersemangat menyambut pertandingan hari itu, karena ia yakin bisa memenuhi janjinya kepada Pak Jason dan juga kepada kak Oda untuk menjadi kapten yang baik.
     Pertandingan final ini tim SMA ZXA akan melawan tim SMA CRT. Pertandingan babak pertama pun dimulai, Tommy dan teman-temannya tampak kesulitan. Pertandingan babak pertama diakhiri dengan skor imbang 4-4.
     Pelatih pun memberi instruksi agar semua pemain bergerak dengan lebih agresif lagi agar bisa membalik kedudukan dan mempertahankannya. Pelatih juga mengganti pola bertahan menjadi pola penyerangan, karena daritadi tim SMA ZXA terlalu terfokus untuk bertahan sehingga penyerangan jadi berkurang tenaganya.
     Pertandingan babak kedua dimulai, dimenti-menti awal Tommy dan teman-temannya juga masih kesulitan untuk memasukan bola. Hingga akhirnya saat detik-detik terakhir teman-teman Tommy memberikan bola kepada Tommy di depan gawang tim lawan. Tommy sudah panik, dia takut tendangannya tidak masuk. Tiba-tiba dari bangku penonton Pak Jason berteriak: “Ayo Tommy, pasti kau bisa!” Mendengar teriakan Pak Jason membuat rasa takut Jason menghilang, bola pun di tendang Tommy ke gawang dan kiper tim lawan gagal menangkapnya, pluit tanda pertandingan berakhir pun dibunyikan. Akhirnya tim SMA ZXA berhasil menjadi juara daerah tahun ini.
     Setelah pertandingan usai, Tommy langsung mendatangi Pak Jason dan mengatakan: “Terima kasih pak, bapak benar, semua hal di dunia ini memang mungkin terjadi kalau kita mau berusaha.” Pak Jason pun menjawab: “Akhirnya kau menyadarinya nak, ingatlah hal itu selalu, aku yakin suatu saat kau akan menjadi pemain profesional dan bisa bermain di piala dunia, sekarang aku akan pergi ke Australia untuk melanjutkan pekerjaanku, jaga dirimu baik-baik.” Tommy pun mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan kepada Pak Jason. Setelah itu Tommy, kak Oda, pelatih dan seluruh anggota tim lainnya merayakan kemangan mereka di sebuah restoran.



-TAMAT-

Demikianlah cerpen karangan saya, semoga saja cerpen ini dapat menjadi motivasi bagi para pembaca, mohon maaf bila ada salah-salah kata, dan mohon maaf bila ada kesamaan nama dan sebagainya, karena hal tersebut tidak disengaja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar