Minggu, 09 Januari 2011

Ramalan dan Kemajuan Hidup Kita


     Jika kita berbicara tentang kesuksesan seseorang, maka tidak terlepas dari usaha keras yang dilakukan orang tersebut dalam mengembangkan talenta yang dimilikinya semaksimal mungkin. Banyak orang dalam kehidupannya sangat  mudah menyerah dengan tantangan-tantangan yang muncul dihadapannya, padahal tantangan itu bisa diatasi dengan mudah dengan talenta yang dimilikinya.
     Sebagai manusia kita sudah diberi talenta yang berbeda-beda oleh Tuhan, dan talenta itu harus kita manfaatkan semaksimal mungkin sesuia dengan kemampuan kita, karena Tuhan tidak akan menuntut manusia untuk berbuat melebihi talenta yang dimilikinya. Jika manusia terus berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan talentanya, dan juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, niscaya kesuksesan hidupnya suatu saat kan tercapai.
     Berbicara tentang kemajuan hidup, maka juga tidak terlepas dari ramalan-ramaln yang ada dalam kehidupan manusia. Ramalan itu hanya prediksi, perkiraan yang belum tentu benar-benar akan terjadi dalam kehidupan kita. Seringkali banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada ramalan itu dan jika tidak terwujud, mereka yang bergantung pada ramalan itu akan sangat kecewa dan terpukul sehingga menjadi frustasi.
     Ramalan itu yang melakukan adalah manusia, yang derajat dan kodratnya sama seperti kita semua, padahal yang berkuasa atas kehidupan kita adalah Tuhan. Maka kita pun seharusnya menggantungkan hidup kita pada Tuhan. Manusia boleh saja meramal atau merencanakan kehidupannya tetapi tetap saja yang menentukan keberhasilannya adalah Tuhan. Oleh karena itu kita harus berusaha semaksimal mungkin mengembangkan talenta dan potensi kita, serta menghadapi berbagai rintangan yang ada untuk menjadi yang terbaik.
Berikut ini adalah referansi tulisan saya : 
http://www.onecubed.tv/video/index/category/the-show/id/547/Ngeramal-Yokk.html
http://www.onecubed.tv/video/index/category/the-show/id/544/Fokus-Sama-Masa-Depan.html

POTENSI MANUSIA (Bag. 3)

Pendahuluan
     Pada tulisan sebelumnya telah dibahas mengenai potensi manusia secara keseluruhan yaitu potensi jasmani, rohani, dan akal. Tulisan sebelumnya menjelaskan mengenai ciri-ciri manusia dan potensi jasmani secara lebih mendalam, potensi rohani dan akal juga dibahas, tetapi kurang mendalam.
     Pada tulisan mengenai potensi manusia bagian 3 ini akan dibahas mengenai potensi akal manusia secara lebih detail dan mendalam, dimana potensi ini merupakan potensi yang membuat manusia menjadi makhluk Tuhan yang paling sempurna dibanding dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini, karena pemikiran-pemikiran mereka yang luar biasa.

Potensi Jasmani Manusia
     Pada 2 tulisan sebelumnya juga telah dibahas mengenai potensi jasmani manusia yang sangat luar biasa, dimana tanpa potensi ini manusia tidak akan bisa memmanfaatkan potensi akalnya, karena dengan akal saja manusia tidak bisa berbuat sesuatu yang luar biasa jika tidak memiliki potensi jasmani atau bentuk fisiknya.

Potensi Rohani Manusia
     Pada 2 tulisan sebelumnya juga telah di bahas potensi rohani manusia. Potensi ini merupakan potensi yang menghubungkan manusia dengan Tuhan Sang Pencipta, potensi ini juga penting dan sangat mendukung kemajuan dan keberhasilan dari potensi jasmani dan akal seseorang.

Potensi Akal Manusia
     Kalau kita berbicara tentang akal tentu saja berhubungan dengan kemampuan berpikir manusia yang luar biasa, yang bisa terlihat dari perubahan-perubahan dan hal-hal baru yang setiap waktu bisa diciptakan manusia.
     Sebenarnya semua manusia mempunyai potensi akal yang sangat luar biasa, tetapi terkadang ada manusia yang tidak mengembangkannya dengan baik, sehingga muncul banyak orang yang mudah putus asa dalam hidupnya. Padahal kalau kita mau berusaha semaksimal mungkin dalam suatu hal yang positif dan berguna pasti akan selalu ada jalan menuju keberhasilan itu, karena Tuhan memberikan akal yang sama pada setiap manusia hanya saja mungkin bidang dari talenta masing-masing orang berbeda-beda.
     Setiap manusia yang mempunyai potensi akal yang luar biasa juga harus berusaha mencari motivasi dan bidang kemampuan akal yang sesuai, sehingga potensi akal itu akan bisa dikembangkan semaksimal mungkin dan orang itu pun akan terhindar dari keputusasaan dan hidup yang “suram”.
     Potensi akal ini harus dimanfaatkan oleh manusia sebaik mungkin, bukan untuk melakukan hal-hal negatif melainkan untuk melakukan hal-hal positif yang luar biasa seperti penemuan-penemuan dibidang teknologi, misalnya saja Alexander Graham Bell yang memanfaatkan potensi akalnya untuk menemukan telepon, dan berbaga penemuan lainnya yang telah dilakukan oleh banyak orang.
     Karena zaman yang terus berkembang ini maka semakin banyak saja orang yang menggunakan akal dan pikirannya untuk perbuatan negatif, misalnya saja cracker yang menjebol dan merusak sistem, para perampok yang menggunakan strategi yang jitu untuk merampok rumah seseorang, dan berbagai bentuk kejahatan lainnya. Sebenarnya semua perbuatan negatif itu dapat kita hindari, tentu saja dengan berdoa dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (ingat manusia memiliki potensi rohani). Dengan potensi rohani yang dkembangkan dengan baik maka manusia akan menggunakan potensi akalnya juga dengan baik dalam kehidupannya.

Kesimpulan
     Jadi ketiga potensi yang ada pada manusia memang sangat muthlak tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Satu potensi saja tidak dimanfaatkan dengan baik, maka kehidupan manusia menjadi kurang sempurna.
     Potensi akal manusia akan dapat berkembang dengan baik jika manusia juga memanfaatkan fisiknya dengan baik misalnya saja untuk membuat sebuah mainan manusia harus memakai akalnya untuk memikirkan bentuknya dan tangannya untuk membuat mainan tersebut.
     Selain itu dalam memanfaatkan akalnya manusia juga membutuhkan potensi rohani. Karena dengan selalu berhubungan dengan Tuhan Sang Pencipta, maka manusia akan dibimbing Tuhan ke jalan yang terbaik, misalnya saja ketika ingin membuat sebuah proyek manusia berdoa terlebih dahulu sebelum menjalankannya. Selain itu juga, hubungan manusia yang baik dengan Tuhan akan menjauhkan manusia dari pemikiran untuk memanfaatkan akalnya utnuk perbuatan negatif.